Selasa, 03 November 2015

6. Kebenaran akan membuatmu bermoral, tetapi moralitas tidak akan membuatmu benar.



6. Kebenaran akan membuatmu bermoral, tetapi moralitas tidak akan membuatmu benar.

TUHAN tidak menentang moralitas! Dia tidak marah kepada jemaat Laodikea di dalam Wahyu 3 karena moralitas mereka. Dia marah kepada mereka karena mereka berusaha menggantikan kebenaran dengan moralitas.

Engkau tidak menentang anggur plastik! Engkau mungkin melihat anggur plastik sangat menarik ketika di tata dalam sebuah wadah. Ada sebuah tempat untuk anggur plastik, dan beberapa dari imitasi itu kelihatan cukup meyakinkan. Tetapi ketika seseorang menambahkan anggur plastik ke salad buah, engkau tentu akan mendapati bahwa anggur plastik sangat mengecewakan dan tidak berasa. Anggur plastik tidak dapat menggantikan buah anggur yang asli.

TUHAN tidak menentang moralitas! Jika engkau menghidupkan kehidupan yang bermoral, engkau akan jauh dari penjara. Engkau tidak akan melakukan hal-hal yang tidak senonoh. Engkau akan dapat mempertahankan pekerjaanmu dengan lebih baik. Reputasi dan nama baikmu di masyarakat akan semakin baik. Orang-orang di sekitarmu tidak akan menderita akibat tindakan-tindakanmu yang tidak bermoral. Moralitas memiliki banyak keuntungan, hal itu tidak diragukan lagi. Tetapi TUHAN marah kepada jemaat Laodikea karena pemikiran moralitas tidak dapat menggantikan kebenaran.

“Banyak dari orang-orang yang menyebut diri mereka Kristen adalah orang-orang Moralis belaka.” Christ’s Object Lessons, hlm. 315. Perhatikan bahwa hal ini tidak menggambarkan orang yang menyebut diri mereka manusia yang bermoral. Hal ini menggambarkan orang-orang yang menyebut diri mereka Kristen, tetapi yang sebenarnya tidak.

Dalam perumpamaan tentang seorang laki-laki yang tidak mengenakan pakaian pesta (baca Matius 22), kita melihat prinsip yang sama. Orang itu dapat memilih untuk tetap tinggal di rumah dimana pakaiannya tidak akan pernah ditanggapi. Raja mengundangnya untuk menghadiri pesta pernikahan, tetapi tidak memaksanya untuk hadir. Masalah orang ini adalah dia berusaha menggantikan jubah yang disediakan Raja dengan pakaiannya sendiri dan berhasil masuk ke ruang pesta.

Orang-orang pada zaman Yesus memiliki agama yang hanya berdasar pada moralitas saja. Orang Farisi yang berdoa sambil berdiri di bait suci adalah korban dari menggantikan kebenaran dengan moralitas. Dia menabuh sendiri genderang moralnya. Dia mendeklamasikan kepada TUHAN sebuah daftar yang menurutnya akan merekomendasikannya ke surga. Dia mendasarkan jaminan keselamatannya atas kenyataan bahwa dia tidak melakukan apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Dia adalah seorang yang sopan.

Dan dia membuktikan lagi bahwa bukan hanya moralitas yang akan menggagalkan engkau menjadi benar, hal itu bahkan dapat menghalangi engkau dari kebenaran yang sejati.

Allah tidak menentang moralitas! Bacalah dalam Steps to Christ, hlm. 18. “Pendidikan, kebudayaan, dan latihan kemauan, usaha manusia, semuanya memiliki pengaruh yang baik, namun hal-hal itu tidak berkuasa. Hal-hal itu dapat menghasilkan kebenaran tingkah laku secara luar, namun tidak dapat mengubah hati.”

Kita tidak boleh membuang moralitas, tetapi kita perlu mengerti hal itu secara benar. Moralitas adalah sebuah hasil dari kebenaran. Moralitas bukanlah penyebab kebenaran. Itu tidak pernah menjadi penyebab. Orang Kristen sejati pastilah orang bermoral. Dalam mencari kebenaran sejati, kita tidak perlu takut bahwa moralitas akan tertinggal. Adalah mungkin memiliki kebaikan luar saja, namun tidak pernah mungkin untuk memiliki kebaikan dalam saja. Ketika hati diubahkan, hasil yang tidak dapat dielakkan adalah perubahan tabiat. Kebenaran akan selalu membuatmu bermoral.

“Jika kita tinggal di dalam Kristus, jika kasih TUHAN berdiam di dalam kita, perasaan-perasaan kita, pemikiran-pemikiran kita, niat-niat kita, tindakan-tindakan kita, akan selaras dengan kehendak Allah sebagaimana yang diungkapkan dalam ajaran-ajaran hukum-Nya yang suci.”—Steps to Christ, hlm. 61.


TUHAN tidak menentang moralitas! Tetapi Dia mengamarkan kita untuk menentang moralitas sebagai pengganti kebenaran. Dia mengundang kita untuk menerima kebenaran Kristus yang secara bebas diberi-kan kepada semua orang yang datang kepada TUHAN melalui-Nya.

1 komentar: